Sindrom baby blues adalah kondisi emosional yang terjadi pada ibu setelah melahirkan, biasanya dalam dua minggu pertama setelah kelahiran. Gejala yang muncul dapat berupa perasaan cemas berlebihan, mudah marah, sedih tanpa alasan yang jelas, dan kelelahan, perasaan cemas atau khawatir berlebihan, kesulitan tidur, perubahan suasana hati yang cepat, maupun munculnya perasaan tidak mampu atau tidak siap menjadi ibu. Walaupun sering dianggap sebagai kondisi sementara, baby blues dapat membuat ibu merasa terisolasi dan tidak berdaya.
Gejala-gejala tersebut bisa memengaruhi kualitas hidup seorang ibu dan hubungan antara ibu dan anak. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala tersebut sejak dini dan mencari cara untuk mengatasinya.
Namun, berbeda dengan depresi pasca melahirkan (postpartum depression), baby blues umumnya tidak berlangsung lama dan gejalanya lebih ringan. Meskipun demikian, jika dibiarkan tanpa penanganan yang baik, kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi pasca melahirkan yang lebih serius dan membutuhkan perawatan medis.
Dalam Islam, baby blues merupakan depresi ringan yang disebabkan oleh perubahan hormon, fisik, psikologis, dan proses penyesuaian yang berat setelah menjadi ibu. Proses hamil hingga persalinan bukanlah fase ringan dan tentu dapat membuat dampak psikologis pada wanita. Bahkan di dalam Al-Qur'an sendiri mengakui bahwa betapa beratnya beban yang dipikul oleh seorang ibu, sebagai firman Allah dalam surat Al- Luqman yang artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (TQS.Luqman :14)
Sejak mengandung, melahirkan, hingga proses menyusui pada sebagian mereka memberi tekanan emosi yang dikenal dengan sindrom baby blues. Al-Qur'an menggambarkan proses ini sebagai wahnan ala wahnin yang artinya kesulitan di atas kesulitan. Oleh karena itu tentu tidak tepat jika kita memberikan judge bahwa ibu yang terkena sindrom baby blues merupakan orang yang lemah imannya. Karena sindrom ini bisa menimpa wanita manapun tanpa terkecuali.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Dalam Islam, keluarga memiliki peran penting dalam mendukung anggota keluarga, terutama ibu yang baru melahirkan. Rasulullah saw. sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan memberikan dukungan kepada mereka yang sedang membutuhkan. Suami, orang tua, dan kerabat terdekat dapat memberikan dukungan moral dan fisik kepada ibu yang mengalami baby blues. Bukan justru menambah tekanan dengan berbagai macam tuntutan yang bisa memperparah kondisinya.
Dalam Islam, suami dianjurkan untuk membantu istrinya, terutama dalam hal mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga, agar sang ibu dapat lebih fokus pada pemulihan fisik dan emosionalnya. Suami juga dapat memberikan perhatian, berbicara dengan lembut, dan memberikan dorongan agar istri merasa lebih kuat dan tidak sendirian dalam menghadapi tantangan ini.
Anggota keluarga lain juga bisa membantu mengambil alih tugas ibu di rumah dan menyiapkan makanan dengan gizi seimbang agar kondisi ibu segera pulih dan proses pemberian ASI kepada bayinya bisa lancar. Mendengarkan keluhan sang ibu tanpa banyak memberikan komentar. Karena sesungguhnya mereka hanya ingin mengeluarkan isi hatinya tanpa banyak menerima penghakiman dari orang-orang sekitar.
Ibu juga bisa melakukan relaksasi ringan, membaca buku-buku seputar pengasuhan anak, buku motivasi agar moodnya terjaga dengan baik. Di samping itu juga harus memperbanyak zikir dan doa agar hati menjadi tenang, banyak bersyukur atas nikmat yang sudah diterima berupa kelahiran seorang bayi yang kelak akan meneruskan perjuangan orang tuanya.
Dengan adanya empati dari orang-orang terdekat insyaallah sindrom ini akan segera menghilang. Berganti dengan sikap optimis agar bisa mendidik bayinya dan memberikan pengasuhan terbaik sehingga sangat anak menjadi anak saleh/ salehah.
Wallahu a'lam bishawab
Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
2 Komentar
Setuju banget, kadang kalau ibu yang baru melahirkan itu mengeluh maksudnya kepingin mengeluarkan isi hati supaya plong, tapi biasanya yang didapat malah penghakiman 😅. Semoga orang di sekitar si ibu bisa lebih berempati yak. Kalau pun kepingin komen semoga bisa disampaikan dengan kata-kata yang baik biar si ibu bisa segera happy kembali 🤲🏻
BalasHapusSaya sepakat sih, namanya baby blues itu bisa pulih dengan dukungan orang terdekat. Kerasa bgt bahwa orang hamil dan lahiran memang harus happy ya mba
BalasHapus