Self forgiveness, Berdamai dengan Penyesalan



PijarInspirasi.Com-Kita tentu sudah tahu bahwa hidup tidak selamanya berjalan mulus. Ada hari-hari di mana kita begitu semangat menjalaninya, namun terselip pula hari-hari saat kita down, terkungkung dalam penyesalan karena merasa pernah salah mengambil langkah. Bahkan tidak jarang penyesalan dari masa lalu terbawa sampai saat ini karena meninggalkan jejak yang sangat dalam, sehingga tidak mudah untuk dihapus.

Penyesalan adalah kondisi emosional yang membuat kita menyalahkan diri sendiri secara terus-menerus karena merasa kehilangan atau sedih atas hal yang kita harapkan terjadi, atau berharap kita tidak melakukan tindakan tersebut.

Sebenarnya selama penyesalan dikelola dengan baik, bisa membantu kita untuk mengetahui letak kesalahan dan mengajarkan kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Namun begitu, penyesalan akan berdampak buruk ketika kita tidak mampu mengelolanya dengan baik, bahkan bisa membuat kita tertekan.

Beberapa dampak penyesalan masa lalu yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadikan kita lebih sering menyalahkan diri sendiri atas kesalahan sekecil apa pun. 

Lalu, bagaimana mengatasi penyesalan masa lalu? Salah satu caranya adalah dengan memaafkan diri sendiri atau yang dikenal dengan istilah self-forgiveness
Saat penyesalan masa lalu datang menghampiri, self-forgiveness adalah jawabannya. Berusaha menerima perasaan apa pun yang datang pada diri terkait dengan penyesalan yang dialami. 

Kita bisa meluangkan waktu untuk mengevaluasi bagaimana cara mengelola perasaan sesal yang hadir.
Memang tidak mudah dan kadang-kadang terasa berat untuk dihadapi, terutama jika terkait dengan keputusan yang besar. Kita bisa memberikan waktu dan ruang untuk diri kita agar bisa sembuh dari akibat atas keputusan tersebut. 

Self-forgiveness atau pengampunan diri adalah proses yang seringkali dianggap sulit, namun memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan seseorang. Penyesalan adalah salah satu perasaan yang sering kali mengiringi manusia dalam perjalanan hidup mereka, apalagi ketika seseorang merasa telah melakukan kesalahan atau dosa. 

Self-forgiveness adalah proses menerima dan melepaskan rasa bersalah yang kita rasakan atas kesalahan yang telah dilakukan, serta memberikan ruang bagi diri untuk belajar dari kesalahan tersebut tanpa terjebak dalam penyesalan yang berlarut-larut. 

Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Maha Pengampun (Al-Ghafur) dan Maha Penyayang (Ar-Rahman), yang selalu membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya yang bertaubat dengan sungguh-sungguh. Allah berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya:
 "Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (T.QS. Al-Furqan: 70)

Oleh karena itu, dalam Islam, penting bagi seorang Muslim untuk tidak hanya mencari pengampunan dari Allah, tetapi juga untuk memberi maaf kepada diri sendiri agar tidak terjebak dalam perasaan bersalah yang berlebihan. Pengampunan diri ini bukan berarti membenarkan kesalahan, tetapi lebih kepada menerima bahwa manusia tidak sempurna dan Allah selalu memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Penyesalan adalah perasaan yang datang setelah seseorang menyadari bahwa tindakan atau pilihan yang diambil di masa lalu membawa dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam Islam, penyesalan adalah salah satu bentuk kesadaran atas kesalahan yang telah dilakukan. 

Berdamai dengan penyesalan berarti menerima kenyataan bahwa kita tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi kita memiliki kendali penuh atas tindakan kita di masa depan. Dalam Islam, Allah mengajarkan umat-Nya untuk selalu optimis dan tawakal kepada-Nya setelah berusaha untuk memperbaiki diri. Salah satu cara untuk berdamai dengan penyesalan adalah dengan meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh, serta menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur dan tawakal.
Rasulullah saw. bersabda: "Jika kamu berbuat salah, maka perbanyaklah istighfar kepada Allah, karena Dia Maha Pengampun." (HR. Abu Dawud).

Self-forgiveness adalah bagian dari proses penyembuhan jiwa. Ketika seseorang tidak mampu memaafkan dirinya sendiri, ia akan terus dibebani oleh rasa bersalah dan penyesalan, yang akhirnya dapat mengganggu kedamaian batinnya. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti melakukan kesalahan, namun yang penting adalah bagaimana kita menanggapi kesalahan tersebut. Allah Swt. memberikan banyak cara untuk bertaubat, dan salah satunya adalah dengan menerima bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan penuh kekurangan.

Islam juga mengajarkan umatnya untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Menyadari bahwa Allah Maha Pengampun memberikan kita ruang untuk memperbaiki diri, dan bukan untuk terus menerus terbelenggu oleh penyesalan. Dengan menerima kesalahan kita dan berusaha untuk tidak mengulanginya, kita membebaskan diri kita dari beban emosional yang tidak perlu, serta membuka jalan untuk perubahan positif dalam hidup kita.

Berdamai dengan penyesalan bukan berarti melupakan atau membenarkan kesalahan yang telah dilakukan, tetapi lebih kepada menerima kenyataan, memohon ampunan kepada Allah, dan berusaha untuk tidak mengulanginya di masa depan. 

Dengan memahami konsep pengampunan diri secara tepat, kita dapat membebaskan diri dari beban penyesalan dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga bisa menjalani hidup dengan lebih baik, penuh dengan sikap optimis. 

Wallahu a'lam bishawab 

Oleh. Sri Purwanti,.A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)

Posting Komentar

0 Komentar