Kata ngidam banyak dipakai untuk menggambarkan keinginan seseorang mengenai sesuatu hal, entah makanan, benda, kegiatan, dan lainnya yang muncul tiba-tiba dan terkadang sangat kuat. Biasanya, keinginan. Misalnya, seorang wanita hamil bisa tiba-tiba menginginkan makanan yang sangat asam, manis, atau pedas, atau bahkan makanan yang tidak pernah disukainya sebelumnya. Bahkan bisa jadi membenci makanan tertentu yang awalnya disukai. Atau munculnya rasa mual akibat melihat atau mendengar obyek tertentu.
Fenomena ini sering kali menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat, dan banyak yang percaya bahwa ngidam merupakan bagian alami dari kehamilan. Namun, ada juga yang menganggap ngidam hanya bentuk cari perhatian (caper).
Banyak pendapat yang beredar di tengah masyarakat terkait dengan ngidam. Beberapa mitos mengatakan bahwa jika seorang wanita hamil ngidam sesuatu, maka bayi dalam kandungan menginginkan makanan tersebut. Mitos lain bahkan menyebutkan bahwa jika keinginan tersebut tidak dipenuhi, bisa berdampak buruk pada bayi atau ibu hamil. Namun, apakah ini benar?
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ngidam bisa disebabkan oleh berbagai faktor fisik dan emosional. Salah satunya adalah perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan. Hormon-hormon seperti estrogen dan progesteron yang meningkat selama kehamilan dapat mempengaruhi selera makan, menyebabkan wanita hamil ingin makan makanan tertentu yang mungkin tidak mereka inginkan sebelumnya. Selain itu, perubahan fisiologis lainnya, seperti peningkatan kebutuhan nutrisi, juga bisa mempengaruhi keinginan akan makanan tertentu.
Beberapa ahli percaya bahwa ngidam bisa menjadi cara tubuh memberi tahu ibu hamil tentang kekurangan gizi atau kebutuhan nutrisi tertentu. Misalnya, jika seorang wanita hamil ngidam makanan yang kaya akan zat besi, hal itu mungkin merupakan tanda bahwa tubuhnya membutuhkan lebih banyak zat besi. Dalam hal ini, ngidam bisa dianggap sebagai respons tubuh terhadap kekurangan gizi, meskipun tidak selalu demikian.
Namun, ngidam tidak selalu berhubungan dengan kebutuhan tubuh. Terkadang, ngidam juga bisa dipicu oleh faktor psikologis, seperti stres, kecemasan, atau bahkan faktor budaya dan sosial. Beberapa wanita hamil mungkin merasa lebih tenang atau bahagia ketika bisa memenuhi keinginan makan tertentu, meskipun makanan tersebut tidak memiliki kandungan gizi yang signifikan.
Dalam Islam, tidak ada larangan atau perintah khusus terkait dengan fenomena ngidam pada wanita hamil. Islam sangat menghargai kondisi ibu hamil dan janin dalam kandungannya, serta memberikan banyak petunjuk tentang cara menjaga kesehatan selama kehamilan dan kelahiran. Namun, Islam juga menekankan pentingnya menjaga pola hidup sehat, termasuk dalam hal makanan.
Ngidam yang terjadi selama kehamilan pada dasarnya bukanlah hal aneh, atau sekadar cara mencari perhatian (caper). Seperti halnya kebutuhan akan makanan yang halal dan bergizi, ngidam pun bisa dipahami sebagai bagian dari kebutuhan fisik dan psikologis seorang ibu hamil. Namun, Islam mengajarkan untuk tetap menjaga kewaspadaan dalam memilih makanan. Sebagai contoh, ibu hamil dianjurkan untuk menghindari makanan yang tidak sehat atau yang mengandung bahan-bahan yang dilarang dalam agama Islam, seperti makanan yang haram atau meragukan status kehalalannya.
Islam menekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang halal dan baik (thayyib). Oleh karena itu, meskipun ngidam adalah hal yang wajar, ibu hamil tetap dianjurkan untuk memilih makanan yang sehat dan bergizi, serta memastikan bahwa makanan tersebut halal. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa umat Islam harus mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib (baik). Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (TQS. Al-Baqarah: 172)
Islam juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, termasuk dalam hal makanan. Meskipun ngidam bisa jadi merupakan respons alami tubuh, ibu hamil tetap disarankan untuk tidak berlebihan dalam memenuhi keinginan makan, terutama jika makanan tersebut tidak sehat atau tidak bergizi.
Kehamilan adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan janin, dan ibu hamil perlu memastikan bahwa tubuhnya mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh adalah suatu kewajiban, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
"Tidak boleh ada bahaya (daripada perbuatan seseorang) pada diri dan orang lain." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, jika ngidam mendorong seorang ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan zat gizi penting seperti vitamin, protein, dan mineral, maka itu bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif. Namun, jika ngidam mendorong konsumsi makanan yang tidak sehat atau berlebihan, maka perlu ada kesadaran untuk mengontrolnya agar tidak merugikan kesehatan ibu maupun bayi.
Islam juga mengajarkan untuk menghindari segala sesuatu yang bisa membahayakan tubuh. Beberapa makanan yang bisa berisiko bagi ibu hamil, seperti makanan mentah atau yang terkontaminasi, perlu dihindari. Dalam hal ini, meskipun ngidam ada, ibu hamil tetap perlu bijak dalam memilih jenis makanan agar tidak membahayakan dirinya dan janinnya.
Jadi tidak perlu memberikan cibiran atau pasang wajah sinis jika menjumpai ada ibu hamil yang sedang berada dalam fase ngidam. Kehamilan adalah proses yang tidak ringan, jadi alangkah lebih baik jika kita memberikan rasa empati kepada mereka. Sehingga bisa menjalani proses kehamilan dengan lebih menyenangkan tanpa adanya statement negatif dari sekitarnya.
Wallahu a'lam bishawab
Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
2 Komentar
Cakep
BalasHapusNantinya menjadi momen tak terlupa, terlepas dari mitos atau fakta karena memang bagi sebagian orang itu terjadi
BalasHapus