Gejala Asam Lambung yang Sering Disepelekan




PijarInspirasi.Com-
Asam lambung, atau dalam istilah medis dikenal dengan nama gastrointestinal acid merupakan cairan yang diproduksi oleh sel-sel parietal di dalam lambung. Asam ini berfungsi untuk mencerna makanan, membunuh bakteri yang masuk bersama makanan, dan mengaktifkan enzim pencernaan. Oleh karena itu kadar asam lambung yang seimbang sangat penting untuk menjaga proses pencernaan berjalan dengan lancar.

Namun, ketika produksi asam lambung meningkat atau asam tersebut naik ke kerongkongan, kondisi ini bisa menyebabkan masalah pencernaan dan gangguan kesehatan, seperti refluks asam lambung atau penyakit asam lambung (GERD). Peningkatan kadar asam lambung juga dapat mengiritasi lapisan lambung atau esofagus, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau bahkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya.

Ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi naiknya asam lambung. Gejala tersebut meliputi munculnya sensasi terbakar di dada atau atau dikenal dengan istilah heartburn.
Ini merupakan salah satu gejala yang muncul ketika asam lambung naik ke esofagus dan menyebabkan iritasi pada lapisan dalam esofagus.

Kedua munculnya rasa rasa perih di ulu hati. Kondisi ini sering terjadi setelah makan atau saat berbaring.

Ketiga mual atau muntah. Peningkatan asam lambung dapat menyebabkan rasa mual, bahkan muntah yang disertai dengan rasa asam atau pahit biasanya menandakan adanya refluks asam.

Keempat sering bersendawa atau merasa kembung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan volume udara yang tertelan, karena melemahnya otot yang membatasi lambung dengan kerongkongan.

Kelima batuk kronis, refluks asam yang sering naik ke tenggorokan dapat mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan batuk kronis, serta suara serak.

Penyebab utama terjadinya gangguan asam lambung adalah ketika asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus, yang dikenal dengan nama refluks asam. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor antara lain:

1. Pola Makan yang tidak Sehat  

Konsumsi makanan yang terlalu berlemak, pedas, atau asam dapat meningkatkan produksi asam lambung. Makanan berat yang dikonsumsi dalam porsi besar atau terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat memperburuk kondisi ini.

2. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas 

Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas cenderung memiliki tekanan lebih pada perut, yang dapat menyebabkan asam lambung naik ke esofagus.

3. Stres dan Kecemasan

Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung dan memperburuk gejalanya. Selain itu, kecemasan juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan asam lambung.

4. Merokok

Kebiasaan merokok dapat melemahkan otot-otot sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang seharusnya berfungsi menahan asam di dalam lambung. Ketika LES melemah, asam dapat dengan mudah naik ke esofagus.

5. Konsumsi Kafein Berlebihan  

Konsumsi alkohol dan kafein dapat merangsang produksi asam lambung dan memperburuk gejala refluks asam. Keduanya juga dapat melemahkan LES, sehingga asam mudah naik.

6. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis, seperti hernia hiatus, sindrom iritasi usus besar (IBS), atau infeksi Helicobacter pylori, dapat mempengaruhi produksi asam lambung dan memperburuk gejalanya.

Namun ternyata banyak orang yang menyepelekan gejala asam lambung. Hal ini terjadi karena mereka menganggapnya sebagai masalah pencernaan biasa yang hanya terjadi sesekali. Gejala seperti heartburn atau mulas sering kali dianggap sebagai hal yang wajar setelah makan makanan berat atau pedas. 

Beberapa orang juga sudah merasa terbiasa dengan rasa mulas atau nyeri dada sehingga mereka menganggapnya bukan masalah serius. Gejala naiknya asam lambung sering kali datang dan pergi, sehingga sebagian orang cenderung menganggap hal ini sebagai masalah kecil yang tidak perlu perhatian medis.

Padahal gangguan asam lambung bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini bisa berkembang menjadi penyakit asam lambung kronis (GERD) yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti tukak lambung atau kerusakan pada esofagus. Bahkan menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa. 

Mengatasi asam lambung tidak hanya melibatkan pengobatan medis, tetapi juga perubahan gaya hidup. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi gangguan asam lambung:

Pertama mengubah gaya hidup. Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat membantu mengurangi tekanan pada perut. Kita juga perlu menghindari makanan yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih, seperti makanan berlemak, pedas, atau asam. Selain itu, pastikan untuk tidak makan terlalu dekat dengan waktu tidur.

Kedua mengelola berat badan.  
Menurunkan berat badan sampai pada berat ideal juga dapat mengurangi tekanan pada perut dan mencegah asam lambung naik ke esofagus. Berolahraga secara teratur dan menjaga pola makan yang sehat adalah cara efektif untuk mengelola berat badan.

Ketiga minum obat antasida atau penghambat asam. Obat-obatan antasida yang dapat menetralkan asam lambung atau penghambat asam (seperti proton pump inhibitors/PPIs) dapat digunakan untuk mengurangi gejala dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada esofagus.

Keempat mengelola stres melalui juga bisa membantu mengurangi gejala asam lambung. Stres yang dikelola dengan baik dapat mengurangi frekuensi dan intensitas gejala. Kita bisa healing tipis-tipis agar pikiran fresh kembali. Menghindari energi negatif yang bisa memicu munculnya stres.

Kelima jika asam lambung naik kita bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan tertentu. Ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi ketika asam lambung naik, di antaranya: 

1. Pisang

Pisang mengandung kalium yang dapat meningkatkan produksi lendir pada lambung. Lendir ini berfungsi untuk melindungi dinding lambung dari paparan asam yang berlebih.

2. Air lemon dan madu

Banyak orang salah paham dan beranggapan jika minum air lemon bisa menyebabkan asam lambung naik. Padahal air perasan lemon bersifat basa, sehingga bisa menetralkan asam lambung.

3. Bengkuang 

Bengkuang merupakan sejenis umbi-umbian yang bersifat dingin. Selain banyak air, bengkuang juga mengandung serat dan prebiotik yang baik untuk pencernaan, serta bersifat alkali sehingga bisa menetralkan asam lambung. 

4. Jahe

Salah satu manfaat jahe adalah mengurangi risiko terjadinya asam lambung naik ke kerongkongan. Selain itu, jahe juga dapat mengurangi peradangan. Ketika asam lambung naik kita bisa minum air rebusan jahe, atau jahe bubuk yang diseduh dengan air hangat.

Dengan mengetahui penyebab, gejala, dan cara mengatasi asam lambung, kita dapat lebih waspada terhadap kondisi ini dan mencegahnya berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Jika gejala asam lambung sering muncul atau semakin memburuk, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. 

Wallahu a'lam bishawab 

Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kadang2 aku juga suka mual kalau terlambat makan. Apakah itu gejala asam lambung ya?
    Baca tulisan Ummu jadi tahu masalah asam lambung. Barakallah Umm.

    BalasHapus
  2. Gejala asam lambung memang tidak terlalu "khas" ya jadi sering terabaikan, hiks. Semoga kita bisa lebih aware dan semoga kita semua sehat selalu. Aamiin.

    BalasHapus
  3. Baru tahu kalo ternyata bengkuang dan jahe juga bisa membantu meredakan asam lambung yaaa...jadi inget beberapa waktu lalu juga sempet asam lambung naik lagsg mual2 duhh rasanya gak enak sekali..semoga bisa lebih aware lagi dgn si asam lambung ini

    BalasHapus
  4. Masyaallah, penting banget ini diketahui, meluruskan macam2 kesalah pahaman soal lambung dan mewaspadai kalo ada ciri yang kita alami ya. Sehat2 kita semua ya

    BalasHapus
  5. Asam lambung itu kalau dulu sebutannya maag bukan mbak? Kadang suka bingung sama istilah medisnya. Ibuku kalau minum obat nyeri harus minum obat untuk asam lambung dulu

    BalasHapus
  6. Asam lambung ini kadang suka ketukar sama sakit maag nggak sih? Soalnya kadang kalao lambung sakit kita bilangnya maag terus padahal asam lambung naik kayaknya

    BalasHapus