Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
PijarInspirasi.com-- "Namanya juga anak-anak", satu kalimat singkat yang sering digunakan untuk memberikan pemakluman pada perilaku anak yang kurang baik/ menyimpang. Tidak bisa dimungkiri seringkali kita mendengar kalimat tersebut di tengah masyarakat.
Padahal jika ditelaah lebih dalam kalimat tersebut memiliki dampak luar biasa.
Meskipun anak-anak belum terkena taklif (beban hukum), namun kita tidak boleh menormalisasi (menganggap biasa/wajar bahkan bisa diterima dalam masyarakat) kesalahan mereka dengan berlindung di balik kalimat "namanya juga anak-anak". Karena upaya normalisasi kesalahan si kecil dengan berlindung di balik kalimat tersebut bisa membawa banyak dampak negatif baik dari segi moral, sosial, maupun spiritual.
Dalam Islam, anak-anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada orang tua. Maka sudah selayaknya orang tua memberikan pendidikan kepada mereka dengan penuh kesungguhan dan kasih sayang sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang saleh, dan berbudi pekerti luhur.
Rasulullah saw bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka orang tuanya lah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi."(HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis di atas bisa kita ketahui bahwa anak ibarat kertas putih oleh karena itu orang tua memiliki pesan besar dalam membentuk kepribadian mereka.
Oleh karena itu, kenakalan anak tidak hanya dipandang sebagai masalah perilaku semata, tetapi juga sebagai tanggung jawab orang tua dan masyarakat untuk menanganinya.
Kenakalan anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pengaruh lingkungan, kurangnya perhatian orang tua, bahkan pengaruh budaya (tontonan) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Salah satu bentuk kenakalan yang sering terjadi adalah perilaku agresif, ketidakpatuhan, atau penyalahgunaan narkoba yang sering dianggap sebagai bagian dari perkembangan remaja, jika tidak ditangani dengan tepat.
Islam sangat menentang segala bentuk kenakalan atau perilaku menyimpang yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Rasulullah Muhammad saw. menekankan pentingnya menjaga akhlak yang baik dan menghindari perbuatan yang dapat merusak kehormatan diri dan masyarakat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad saw. bersabda:
"Sesungguhnya di antara kebajikan adalah akhlak yang baik, dan di antara keburukan adalah akhlak yang buruk." (HR. Muslim).
Banyak dampak negatif yang timbul dari tindakan normalisasi kenakalan pada anak, di antaranya:
Pertama, terjadinya kerusakan moral dan akhlak generasi muda.
Dalam Islam, pendidikan moral dan akhlak menjadi salah satu pilar utama dalam membentuk karakter anak. Ketika perilaku buruk dianggap wajar dan tidak ada sanksi sosial yang mengikutinya, anak-anak akan kehilangan pemahaman tentang batasan moral. Mereka akan sulit membedakan mana yang benar dan salah, karena yang salah sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Hal ini bisa mengarah pada semakin meluasnya kenakalan dalam masyarakat.
Kedua terjadinya penyimpangan dari jalan yang sudah Allah tetapkan
Normalisasi kenakalan dapat menjauhkan anak-anak dari nilai-nilai Islam yang mengajarkan jalan hidup yang lurus dan penuh kebaikan. Dalam Islam, seorang anak diajarkan untuk selalu menjaga perilaku, bersikap jujur, adil, dan menjaga hak-hak orang lain. Ketika perilaku menyimpang seperti mencuri, berbohong, atau merusak harta orang lain dianggap biasa, maka mereka akan semakin jauh dari nilai-nilai agama yang mengajarkan kebaikan.
Ketiga penyebaran kebiasaan buruk.
Normalisasi kenakalan juga dapat menyebabkan penyebaran kebiasaan buruk di kalangan teman sebaya. Ketika satu anak mulai berperilaku buruk dan tidak ada tindakan korektif, teman-temannya yang lain akan cenderung mengikuti. Hal ini sangat berbahaya karena kebiasaan buruk bisa menyebar dengan sangat cepat di kalangan anak-anak, apalagi jika mereka berada dalam lingkungan yang mendukung atau mengabaikan perilaku tersebut.
Keempat, hilangnya keberkahan hidup. anak-anak yang terlibat dalam kenakalan yang dinormalisasi juga dapat kehilangan keberkahan hidupnya (mendapatkan dosa). Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa diperoleh dengan mengikuti petunjuk Allah Swt. dan Rasul-Nya. Kenakalan yang tidak mendapat perhatian serius dapat merusak hubungan spiritual anak dengan Allah, karena mereka akan semakin terjerumus ke dalam perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama.
Untuk mengatasi masalah ini, Islam memberikan solusi yang sangat jelas. Perlu kerja sama antara orang tua, masyarakat, dan negara sebagai pemegang kebijakan.
Orang tua harus memberikan pendidikan yang baik dan penuh kasih sayang kepada anak-anak. Mereka harus menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini, mengajarkan tentang kewajiban dan larangan dalam agama, serta memberikan teladan yang baik. Orang tua juga harus memantau pergaulan anak-anak mereka dan menjaga mereka dari lingkungan yang dapat merusak akhlak mereka.
Selain itu, masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak-anak. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan agama yang lebih baik di sekolah-sekolah, membatasi akses anak-anak terhadap media yang tidak mendidik, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga akhlak anak.
Negara sebagai pemegang kebijakan juga perlu mempersiapkan aturan yang bisa memberikan efek jera pada remaja yang terlibat kenakalan. Sehingga mereka tidak akan mengulangi lagi kenakalannya di masa yang akan datang.
Pendidikan agama yang baik dan pembentukan karakter yang kuat adalah kunci untuk menyelamatkan anak-anak dari bahaya normalisasi kenakalan.
Dalam Islam, setiap anak adalah aset berharga yang harus dijaga dan dibina agar menjadi generasi yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Karena mereka yang kelak akan mengambil tongkat estafet untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya. Ketika mereka tumbuh menjadi generasi emas yang kuat, cerdas, dan berbudi pekerti luhur maka tidak mustahil negeri ini akan menjadi negeri yang penuh dengan keberkahan.
Wallahu a'lam bishawab
4 Komentar
Memang saat ini orang tua dan guru harus waspada ya mbak jika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku menyimpang yaitu kenakalan anak. Pendidikan agama itu penting sebagai bekal bagi anak ketika dia bersosialisasi di sekolah. Saya setuju tidak ada normalisasi kenakalan anak
BalasHapusAku gak sepakat juga sih kalo semua kenakalan anak di normalisasi, ada yg sifatnya beneran kekanak-kanakan, ada juga yg sifatnya kelalaian orang tua dalam menjaga lingkungan anak
BalasHapusPengaruh gadged sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Kadang orang tua memberikan hp agar anak diam di rumah padahal tanpa sadar si anak malah jadi jauh melenceng ketika tidak difilter yg menjadi tontonannya.
BalasHapusSubhanallah... Artikel ini sgt bermanfaat.... Izin share ngiih
BalasHapusJazaakillah Khoiron Katsiron atas ilmunya