Rapikan Hijab Kita Yuk



Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)

RuangInspirasiBunda.Com--Membahas model pakaian seorang wanita memang seolah tidak ada habisnya. Karena setiap waktu cepat sekali modelnya berganti. Namun jika tidak hati-hati tanpa sadar kita akan terbawa dengan trend pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh syariat.

Akhir-akhir ini bermunculan model hijab yang sekadar mengikuti trend tanpa memperhatikan ketentuan pakaian bagi seorang Muslimah. Model pakaian berkiblat pada tontonan yang bercermin pada budaya Barat. Banyak remaja Muslimah yang mengikuti trend tersebut karena beberapa alasan. Mulai dari kurangnya pemahaman tentang pakaian Muslimah yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam, maupun karena mengikuti model pakaian artis idolanya.

Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri karena bisa menjadi indikasi gagalnya fungsi pendidikan dalam keluarga. Banyaknya remaja yang berpakaian mengikuti trend artis idolanya menggambarkan gagalnya fungsi keluarga dalam mengontrol anggota keluarganya khususunya anak-anak. Bahkan kadang orang tua pun latah mengikuti trend kekinian dengan dalih update trend mode.

Maka diperlukan upaya yang serius agar masalah seperti ini bisa tuntas sampai ke akarnya. Para Muslimah harus kembali dipahamkan bagaimana aturan berbusana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Demikian juga dengan para perancang busana Muslimah, mereka harus memahami bagaimana model pakaian, bahan yang digunakan agar tetap sesuai dengan aturan Islam.
Karena sesungguhnya fungsi pakaian bagi seorang wanita bukan untuk perhiasan melainkan penutup (pelindung) aurat supaya tidak terlihat olah orang yang bukan mahramnya.

Kain yang digunakan tidak boleh transparan, sehingga para perancang busana harus memilih bahan yang benar-benar bisa melindungi aurat namun tetap nyaman dipakai. Modelnya pun harus longgar, tidak pres di badan. Modelnya juga tidak menyerupai pakaian laki-laki. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis: " Allah melaknat pria yang menyerupai pakaian wanita dan wanita yang menyerupai pakaian laki-laki." (HR. Abu Dawud)

Dalam Islam wanita diibaratkan seperti perhiasan: "Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salehah. (HR. Muslim dan Nasa'i).

Selayaknya perhiasan yang sangat berharga maka harus disimpan dengan hati-hati. Tidak boleh sembarang orang memegangnya. Harus disimpan dalam wadah khusus sehingga tidak mudah kotor. 
Begitu juga dengan wanita, harus bisa menjaga diri dengan baik, menjaga pakaian, dan pergaulannya. Senantiasa menundukkan pandangan agar terjaga dari fitnah. 

Untuk mewujudkan semua itu perlu kolaborasi yang baik antara lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena keluarga yang memiliki peran penting untuk menjaga anggota keluarganya, mendidik anak-anak dengan pendidikan terbaik, mengajarkan adab, dan norma, menanamkan akidah kepada anggota keluarga. 

Sementara masyarakat memiliki fungsi sebagai kontrol sosial. Saling menasihati, menjaga sesama anggota masyarakat sehingga tidak ada yang melakukan pelanggaran terhadap norma baik norma sosial, kesopanan maupun norma agama.

Dengan kerja sama yang baik diharapkan generasi muda Muslim bisa tumbuh sesuai fitrahnya, tidak terbawa arus modernisasi dan westernisasi yang membawa pengaruh kurang baik di kalangan generasi muda. Sudah saatnya Muslim dan Muslimah kembali kepada identitasnya, bukan sekadar model pakaiannya tetapi juga amalnya sehari-hari. Kembali menjadi Muslim/Muslimah yang cerdas dan tangguh, sehingga bisa menjadi pewaris tongkat estafet perjuangan. Menjadi generasi emas pewaris peradaban yang berakhlak mulia.

Saatnya kita rapikan hijab, kembali mengikuti aturan yang telah Allah tetapkan, agar senantiasa terjaga dari segala bentuk kejahatan yang sering mengintai. Agar Allah rida sehingga kita bisa bahagia dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

0 Komentar