Supaya Tidak Gagal Mendampingi Generasi Millenial



Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)

RuangInspirasiBunda.Com-Jika menyebut remaja, berarti kita sedang membicarakan mereka yang berada dalam rentang usia 12 sampai 18 tahun. Kelompok usia ini adalah mereka yang lahir di era tahun 2000-an, mereka disebut The millenium generation atau kelompok usia ini lahir di abad teknologi canggih. Anak-anak generasi ini memiliki karakteristik unik yang  berbeda dengan generasi orang tuanya.

Sebagaimana kita ketahui Anak-anak tidak mampu tumbuh sendirian. Mereka dilahirkan oleh orang tua, dan membutuhkan peran orang tuanya dalam proses tumbuh kembang hingga menjadi manusia dewasa yang mumpuni. Sebagai seorang Muslim, dalam mendidik anak-anak tentu kita berpegang teguh pada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Sebagai orang tua yang berbeda zaman, tentu memerlukan teknik tersendiri supaya bisa mendampingi anak-anak, terutama mereka yang berada pada fase usia remaja. Orang tua perlu paham dunia generasi milenial, mengetahui karakteristiknya supaya bisa mendampingi proses tumbuh kembangnya dengan baik. 

Teknologi dan perkembangan zaman memang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian generasinya. Akan tetapi syariat yang diturunkan oleh Allah akan selalu cocok dan relevan pada setiap tempat dan waktu. 
Oleh karena itu kita tetap harus berpegang teguh pada bagaimana pola pendidikan anak yang baik dan benar dalam pandangan Islam.

Pertama, sebagai orang tua kita harus menanamkan akidah Islam yang kuat. Karena ini yang akan menjadi benteng bagi anak-anak. 

Meskipun teknologi semakin maju, tetapi jika dikendalikan oleh orang yang tidak memiliki benteng kuat maka hanya akan membawa dampak negatif.

Kedua, mendidik anak berpikir kritis. Pada fase remaja anak sudah bisa berpikir kritis. Oleh karena itu kita bisa mengajaknya berpikir  dengan berlatih menganalisa fakta yang terjadi di sekitar, kemudian mencarikan solusinya. Kita juga perlu menyediakan lebih banyak "telinga" untuk mendengarkan mereka, memahami ide-ide kreatifnya. Sehingga mereka merasa keberadaannya dihargai.

Kita bisa memposisikan diri sebagai teman, supaya mereka bisa leluasa mengeluarkan isi hati dan pikirannya. Kita harus selalu update mengikuti perkembangan teknologi, agar bisa tetap nyambung ketika berbicara dengan para remaja.

 Hal ini penting karena generasi milenial sangat akrab dengan internet yang  menyediakan banyak  informasi dan dapat diakses dengan sangat mudah.  Oleh karena itu para remaja harus memiliki kemampuan berpikir kritis supaya mampu menelaah setiap permasalahan, informasi/sumber berita yang mereka dapatkan dengan bijak sebelum digunakan.

Sebenarnya apa yang terlihat pada perilaku anak sebetulnya merupakan cerminan diri kita sebagai orang tua. 

Proses untuk menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya. Oleh karena itu kita berproses sembari belajar agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan dari rumah. Karena sebenarnya kita sudah memiliki guru terbaik, yaitu anak-anak kita sendiri. Asalkan kita bisa memaksimalkan semua potensi yang ada, bisa bekerjasama dengan baik dengan semua anggota keluarga, maka kita akan melewati semua prosesnya dengan mudah. Kita tidak akan gagal mendidik generasi milenial asalkan paham karakter mereka dan mau belajar bersama untuk menghadapi perubahan yang terjadi.

Semoga kita mampu menjadi orang tua, pendidik yang baik dan bijak untuk anak-anak kita agar kelak mereka menjadi generasi yang bertakwa dan memiliki bekal agama yang kuat. Memiliki penguasaan yang tinggi terhadap teknologi yang akan mengantarkan mereka menjadi generasi yang tangguh, beriman, dan berbudi pekerti luhur. Generasi emas pewaris peradaban.

Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

0 Komentar