Ramadan Momen Untuk Membentuk Karakter Mukmin Sejati



Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)

RuangInspirasiBunda.Com-Setiap Muslim pasti berharap bisa memiliki karakter sebagai seorang mukmin, yang senantiasa sabar dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Bulan Ramadan adalah momen yang tepat untuk membentuk karakter sebagai mukmin sejati. Karena pada bulan ini suasananya sangat mendukung untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak majelis ilmu diselenggarakan, hampir semua masjid semarak dengan berbagai kegiatan, begitu juga dengan tayangan di media cetak dan elektronik. Semua penuh dengan nuansa islami.

Pada bulan ini setiap hamba bisa bertaqarub (mendekatkan diri) kepada Allah. Semua aktivitas ibadah diberikan kemudahan bahkan  Allah juga menjanjikan ampunan dan pahala yang berlipat.

Seorang Muslim tentu sangat berharap bisa konsisten dalam kebaikan pasca bulan Ramadan. Setelah digembleng selama satu bulan penuh dengan berlatih menahan lapar, dahaga, bahkan menahan emosi, serta hal-hal yang bisa merusak ibadah puasa. Karena tujuan akhir dari ibadah puasa pada bulan Ramadan adalah untuk membentuk pribadi yang bertakwa.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah: 183).

Pada bulan ini Allah meringankan langkah setiap Muslim untuk melaksanakan ibadah baik fardu maupun sunah. Maka sudah selayaknya jika kita memanfaatkannya untuk memperbanyak amal saleh seperti sedekah, tadarus, menjalankan salat sunah, maupun rajin datang ke majelis ilmu. Harapannya setalah satu bulan menjalani rutinitas yang sama, akan terbentuk habits dalam diri kita. Sehingga sebelas bulan berikutnya kita sudah dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum bulan Ramadan.

Setiap manusia selalu Allah bekali dengan potensi dasar, meliputi hajatul udhawiyah (kebutuhan dasar) dan gharizah (naluri), salah satunya adalah naluri mempertahankan diri. Maka tidak heran jika kadang kita menjumpai ada orang yang sangat ambisius maupun emosional, karena smeua itu adalah perwujudan dari gharizah baqa (naluri mempertahankan diri). Maka bulan Ramadan bisa kita jadikan ajang untuk mengendalikan gharizah yang ada dalam diri kita, sehingga lebih terarah dan tidak menyalahi fitrah.

Kita juga bisa mengendalikan setiap ucapan dan tutur kata (menghindari perkataan kotor). Sehingga lebih santun dalam menyikapi setiap permasalahan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis 
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadis ini sahih).

Hadis ini menjelaskan bahwa dengan menjalankan puasa kita akan dibiasakan untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak berguna, yang bisa merusak puasa.

Kita juga bisa melatih jiwa visioner seorang Muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Dan bagi orang yang berpuasa maka dia akan mendapatkan dia kebahagiaan. Yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah Swt."
Dari hadis ini kita bisa paham bahwasanya seorang Muslim harus memiliki pandangan jauh ke depan. Bahwa kebahagiaan ada yang bisa diraih dalam waktu dekat dan ada yang bisa diraih dalam waktu yang jauh (lama) yaitu di akhirat. Karena kesenangan dunia sifatnya fana, sementara kemenangan akhirat bersifat kekal.

Seorang mukmin sejati akan memiliki akidah yang lurus, keyakinan yang sempurna, dan keinginan kuat untuk selalu melakukan perbaikan dalam dirinya. 

Oleh karena itu kita harus bersungguh-sungguh memanfaatkan momen Ramadan ini untuk melakukan perbaikan dalam diri masing-masing, agar bisa lulus menjadi pribadi yang bertakwa. Pribadi yang selalu melakukan muhasabah diri agar bisa terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik.

Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Masyaa Allooh.. jadi semangat untuk terus berproses. Terimakasih ustazah ilmunya

    BalasHapus
  2. Maa syaa Allah...
    Ramadhan adalah momentum melakukan perbaikan diri, masyarakat dan sistem.

    BalasHapus