Bagaimana Cara mewujudkan Generasi yang Saleh/Salehah?



Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)

RuangInspirasiBunda.Com- Anak merupakan harta yang tak ternilai harganya bagi orang tua, dan setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang saleh, cerdas, dan berbudi pekerti luhur. Lalu bagaimana caranya untuk mewujudkan generasi yang saleh/salehah?

Satu hal yang harus dipahami, untuk mewujudkan generasi yang salah/salehah perlu usaha keras. Tidak cukup  sekadar menyekolahkannya di pesantren, sekolah Islam, memberikan guru privat untuk mengaji atau menyediakan buku-buku islami. Kita perlu membangun pondasi awal sejak anak masih dalam kandungan. Karena sebagus apapun fasilitas yang diberikan jika pondasi awal tidak kokoh hasilnya akan jauh dari harapan.

Hal yang paling penting dan seharusnya menjadi  langkah awal untuk mendidik anak adalah dengan memperbaiki kualitas orang tua. Kita harus semangat untuk terus belajar dan  memperbaiki diri. Karena orang tua adalah role model untuk anak-anaknya. Mengapa harus begitu? Karena didikan orang tua sejak dini  akan membentuk pribadi dan mental anak sehingga terbawa sampai mereka dewasa. Jika sejak awal salah dalam mendidik maka harapan agar anak bisa tumbuh "sehat" dan menjadi generasi terbaik  akan sulit terwujud. Andai bisa maka perlu usaha yang lebih keras untuk memperbaiki pondasi yang rapuh sejak awal. Pastinya hal ini memerlukan waktu, dan tenaga ekstra.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mendidik anak menjadi generasi saleh/salehah?

Pertama, kita harus berusaha untuk menjadi orang tua yang saleh dan salehah. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, tidak perlu merasa malu untuk upgrade diri. Sehingga kita bisa menjadi contoh terbaik untuk anak-anak. Karena rumah adalah madrasah (sekolah) pertama, maka orang tua adalah sosok yang dicontoh oleh anak. 
Mereka adalah peniru yang ulung. Sehingga apapun yang dilihat akan mereka ikuti.
Maka kita perlu menghindari perilaku negatif sehingga anak tidak mencontoh.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi” (HR. Muslim)

Kedua, orang tua harus memberi lingkungan yang baik. Karena lingkungan juga memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian anak. Kita bisa memantau seperti apa teman bermainnya, bagaimana akhlaknya, circle pergaulannya. Sehingga kita bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kita sebagai orang tua harus bisa mengarahkan dan membimbingnya agar anak tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik dari lingkungan luar.

Ketiga, bersabar dan menikmati semua proses dalam mendidik anak. Karena mendidik anak tidak bisa secepat membalikkan telapak tangan. Semua perlu waktu, ibarat mengukir di atas batu, kita tidak bisa melakukan dalam sekejap mata. Namun jika kita bisa bersabar dalam setiap prosesnya, maka kelak kita bisa menikmati buah kesabaran kita. Menyaksikan anak-anak tumbuh menjadi sosok seperti yang kita harapkan.

Keempat, memperkuat doa dan penuh berharap dengan sepenuh hati agar anak-anak bisa menjadi anak yang saleh/salehah. Dijauhkan dari pengaruh buruk lingkungan pergaulannya. Bagi seorang Muslim doa adalah kekuatan terbesar di dunia karena Allah pasti menerima doa hambanya. Apalagi doa orang tua untuk anaknya. Rasulullah saw bersabda: “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadis ini hasan)

Oleh karena itu jika kita berharap memiliki anak yang saleh dan salehah, maka harus bisa bersabar menikmati setiap prosesnya, sembari terus memohon kekuatan kepada Allah, agar diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak. 

Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

0 Komentar