Maksimalkan Sabar dengan Ikhtiar

 



Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.

(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)



RUANGINSPIRASIBUNDA.COM-- 

Bulan Ramadan merupakan bulan mulia, yang bisa digunakan oleh umat Islam untuk melatih kesabaran melalui ibadah puasa Rasul saw. bersabda :


وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ


Artinya: "Puasa itu setengah sabar" (HR. Tirmidzi)


Puasa Ramadan sejatinya tidak sekadar melaksanakan kewajiban rukun Islam yang keempat. Tetapi banyak hikmah yang bisa dipetik dari pelaksanaan ibadah yang satu ini.  Puasa (shiyâm) secara bahasa bermakna imsâk  yang berarti ‘menahan’ dari segala sesuatu. 


Ramadan bisa menjadi momentum utama untuk kita menata diri, baik secara mental, ruhani dan jasmani. Sehingga kita bisa menjadi umat yang kuat fisik dan psikis, juga bermetamorfosa menjadi pribadi yang bertakwa yang senantiasa sabat dalam menerima semua ketetapan Allah yang diberikan kepada kita.


Tidak bisa kita mungkiri hidup di dunia memang tak selamanya mulus dan selalu dalam kondisi bahagia. Seperti layaknya rasa kadang manis, asin, pedas, asam, bahkan pahit. Begitu pula hidup manusia, kadang diuji dengan kebahagiaan, kadang dengan kesulitan, bahkan duka cita. Namun sebagai seorang Muslim kita diperintahkan untuk bersabar dalam menghadapi semuanya. Karena dengan kesabaran, kita bisa lebih kuat dan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk melewati segala bentuk ujian yang dialami.


Sabar merupakan sikap untuk menahan diri dari apa yang dilarang oleh syariat ketika kita menghadapi sesuatu yang tidak disukai. Sabar merupakan salah satu perintah Allah sebagaimana yang firman-Nya:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS. Al Imran: 200).


Allah juga berfirman dalam surat Hud:


وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ


Artinya: “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Hud: 115)


Dari ayat di atas kita bisa mengetahui bahwa Allah akan memberikan kemuliaan (pahala) bagi hamba yang dapat menghadapi setiap ujian dengan penuh kesabaran. Karena itu merupakan salah satu bukti keimanan kita kepada Allah Swt.

Sebagaimana Rasulullah saw. Bersabda: “Sabar adalah setengah dari iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan.” (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi).


Namun yang harus kita pahami, sabar bukan berhati pasrah begitu saja dengan kondisi yang ada tanpa melakukan ikhtiar agar terjadi perubahan. 


Ikhtiar merupakan bukti kesungguhan seorang Muslim dalam menyelesaikan semua masalah yang dihadapi, meskipun bisa jadi hasilnya tidak sesuai dengan yang sudah diperjuangkan.


Dengan memaksimalkan ikhtiar maka akan tampak penyerahan dan kepasrahan pada Zat Yang Menentukan, Allah Swt.

Sabar dan ikhtiar harus beriringan, karena keduanya  merupakan hal yang saling berhubungan dan saling melengkapi. Ketika kita ingin mencapai suatu target maka tidak cukup hanya sabar saja, tetapi harus dibarengi dengan ikhtiar. Sabar tanpa ikhtiar sama saja nol besar. Karena sesungguhnya yang dinilai Allah adalah ikhtiar yang kita lakukan. Bukan hasil yang kita peroleh.


Maka kita harus mampu bersabar dalam setiap proses (ikhtiar) yang dilalui. Karena  tahap demi tahap dalam proses merupakan ladang amal saleh. Dengan bersikap sabar kita mampu lebih fokus pada tujuan, dan dapat membuat keputusan yang lebih rasional. Sehingga bisa terhindar dari hal-hal negatif yang tidak diinginkan. kita harus mampu memaksimalkan sabar dengan ikhtiar, supaya akan yang kita lakukan bernilai di hadapan Allah. 


Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

0 Komentar