Berani Menulis, Berani Menerbitkan Buku

 



Resume pertemuan ke-30 

Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.


Ruanginspirasibunda--Alhamdulillah, tak terasa proses belajar bersama KMBN PGRI batch 28 sudah sampai pada pertemuan ke-30. Bisa dikatakan ini merupakan pertemuan terakhir selama proses belajar.


Pertemuan kali ini menghadirkan narasumber Bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd. yang akan membahas tentang "Usaha Penerbitan Buku" . Beliau merupakan seorang guru kelahiran Jombang, 6 Juli 1965. Lulusan SDN dan SMP Segodorejo  Sumobito 1979. Lulus SPN Jombang 1985.Lulus D2  IKIP NEGERI Surabaya th.1987.Lulus S 1 IKIP PGRI Tuban 1998. Lulus S 2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia. 


Bapak Mukminin  belajar menulis dari nol pada saat usia beliau sudah masuk kepala lima.  Beliau mengikuti 30 kali pertemuan dalam pelatihan beliau berhasil menerbitkan buku yang berjudul "Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar" yang bisa menjadi best seller. 


Info lebih lengkap bisa dicek pada link berikut:

https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html


Seperti biasa narasumber akan ditemani oleh moderator yang mengatur jalannya kelas. Pada pertemuan kali ini Bapak Muliadi, M.Pd. sebagai moderator membuka kelas dengan sebuah quote  dari mujahid  mesir, Sayyid Qutub "Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembus ribuan dan bahkan jutaan kepala". Sebuah quote penyemangat yang bisa membakar para penulis sehingga terus berkarya.


Narasumber menyampaikan bahwa penerbitan buku telah menjadi industri yang berkembang pesat sejak penemuan mesin cetak modern pada abad ke-15 oleh Johannes Gutenberg. Namun, dengan kemajuan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, inovasi dalam penerbitan buku menjadi semakin penting untuk mempertahankan daya saing dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah. 


Bapak Mukminin menjelaskan tentang inovasi dalam penerbitan buku dan bagaimana inovasi tersebut mempengaruhi industri penerbitan buku.


Inovasi dalam penerbitan buku dapat meliputi berbagai aspek, mulai dari cara buku diproduksi, didistribusikan, hingga cara buku dijual dan dikonsumsi. Salah satu inovasi utama dalam produksi buku adalah teknologi pencetakan digital. Dengan teknologi ini, buku dapat dicetak secara on-demand, sehingga jumlah cetakan dapat disesuaikan dengan permintaan pasar. Ini memungkinkan penerbit untuk mengurangi biaya produksi dan meminimalkan risiko persediaan yang tidak terjual.


Selain itu, inovasi dalam desain dan tata letak buku juga semakin penting. Buku yang menarik dan terlihat indah dapat meningkatkan minat pembaca untuk membeli buku tersebut. Desain juga berperan dalam membantu membuat buku lebih mudah untuk dibaca dan dimengerti oleh pembaca.


Penerbitan buku di era digital terus berkembang dengan cepat. Beberapa inovasi penerbitan buku yang telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Inovasi ini mempengaruhi cara kita membaca, menulis, dan mengonsumsi buku. E-book, self-publishing, print on demand, augmented reality, dan audio book adalah beberapa inovasi yang telah mempercepat evolusi penerbitan buku dalam beberapa tahun terakhir. 

1. E-book

E-book (buku elektronik) adalah inovasi paling terkenal dalam penerbitan buku. E-book memberikan pengalaman membaca yang mudah, cepat, dan murah, serta tidak membutuhkan tempat penyimpanan yang besar seperti buku fisik. Banyak penerbit dan penulis telah beralih ke penerbitan e-book sebagai alternatif atau tambahan dari penerbitan buku fisik tradisional.


E-book memungkinkan pembaca untuk membaca buku di perangkat elektronik seperti tablet, smartphone, atau e-reader. Ini memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam membaca buku, karena pembaca dapat membawa banyak buku dalam satu perangkat, serta dapat memperbesar atau memperkecil ukuran huruf sesuai dengan preferensi mereka.


2. Self-Publishing

Self-publishing atau penerbitan mandiri semakin populer sebagai inovasi dalam penerbitan buku. Dengan self-publishing, penulis dapat menerbitkan buku mereka tanpa perlu melewati penerbit tradisional. Hal ini memungkinkan penulis untuk mempertahankan kontrol penuh atas karya mereka dan mengambil sebagian besar keuntungan dari penjualan buku mereka.


Self-publishing juga memungkinkan penulis untuk menerbitkan buku mereka sendiri tanpa melalui penerbit tradisional. Ini memberikan kendali penuh bagi penulis dalam mengatur isi, desain, dan pemasaran buku mereka. Dengan adanya platform self-publishing seperti Amazon KDP atau Smashwords, penulis dapat mengunggah buku mereka secara online dan mendapatkan pembaca secara global.


3. Print on Demand

Print on demand (POD) adalah teknologi yang memungkinkan cetak buku secara cepat dan efisien sesuai permintaan, sehingga mengurangi biaya produksi dan stok yang tidak terjual. Dengan POD, penerbit dan penulis dapat mencetak dan mengirimkan buku ke konsumen tanpa perlu mencetak sejumlah besar buku sebelumnya.


Print on Demand (POD) merupakan metode pencetakan buku yang memungkinkan buku dicetak hanya ketika diperlukan, tanpa harus dicetak dalam jumlah besar sebelumnya. Ini mengurangi risiko penerbit dalam memproduksi buku yang mungkin tidak laku di pasaran dan memberikan fleksibilitas bagi penulis dan penerbit dalam memperbarui dan memperbaiki isi buku.


4. Augmented Reality

Augmented reality (AR) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk melihat dunia fisik mereka di layar komputer atau perangkat seluler, sambil menambahkan elemen digital ke dalam pengalaman mereka. 


Dalam konteks penerbitan buku, AR dapat digunakan untuk membuat buku yang lebih interaktif dan menarik, misalnya dengan menambahkan video atau animasi ke dalam halaman buku.


5. Audio book

Audio book atau buku audio adalah inovasi penerbitan buku yang memungkinkan pengguna untuk mendengarkan buku daripada membacanya. Audio book semakin populer di kalangan orang-orang yang tidak memiliki waktu untuk membaca buku secara tradisional, seperti saat berkendara atau berolahraga.


Audiobook merupakan versi buku yang dibacakan dan direkam dalam bentuk suara. Ini memberikan pengalaman mendengarkan yang unik bagi pembaca dan dapat menjadi alternatif bagi mereka yang kesulitan membaca atau tidak memiliki waktu luang yang cukup. Audiobook juga memungkinkan pembaca untuk membaca sambil melakukan kegiatan lain seperti berkendara, memasak, atau berolahraga.


Inovasi dalam penerbitan buku terus berkembang dengan cepat, memungkinkan penerbit dan penulis untuk mencapai lebih banyak pembaca, menghemat biaya produksi, dan menciptakan buku yang lebih interaktif dan menarik. Dengan adanya inovasi ini, pembaca sekarang memiliki lebih banyak pilihan dalam cara mereka membaca, menulis, dan mengonsumsi buku.


Narasumber memaparkan syarat pengajuan buku ber-ISBN, meliputi: 


1. Penerbit harus mempunyai link berbayar 

2. Buku yang diajukan ISBN harus dikirim lengkap ke Web Perpusnas:

Cover buku

3. Permohonan ISBN Buku ke Perpusnas Nasional oleh penanggung jawab penerbit (Direkturnya)

4. Surat pernyataan keaslian karya bermaterei 10.000 dan ditandatangani penulis mengetahui penanggung jawab penerbit dengan stempel penerbit.

5. Naskah buku yg sudah dilayout bentuk PDF lengkap atau utuh satu buku harus diberi watermark nama, judul buku, dan penerbit.

Menerbitkan buku ber-ISBN tidak sulit asal terpenuhi syarat-syaratnya. Paling utama adalah karya solo. Sementara itu untuk karya bersama (antologi), kita bisa memilih QRCBN. 


Untuk membuka usaha penerbitan tidak perlu memiliki usaha percetakan sendiri, tetapi bisa bekerja sama dengan pemilik usaha percetakan. 

Setelah mengetahui seluk beluk usaha penerbitan tentu kita harus lebih semangat menghasilkan karya dan menerbitkannya supaya ide cepat tersebar ke tengah masyarakat. 

 Semangat berkarya, meninggalkan jejak bagi peradaban.


Salam Literasi ✊✊✊

Posting Komentar

0 Komentar