Berani Menerbitkan Buku di Penerbit Indie

 


Resume pertemuan ke -23


Oleh Sri Purwanti, A. Md. K. L. 


Ruanginspirasibunda--Alhamdulillah atas segala  nikmat yang Allah berikan. Nikmat sehat, nikmat waktu lapang sehingga tetap bisa berburu ilmu.


Tak terasa kegiatan belajar bersama KBMN PGRI batch 28 sudah sampai pada pertemuan ke-23. Pada kesempatan kali ini ditemani Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. sebagai narasumber didampingi Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd. sebagai moderator.


Tema yang diambil sangat menarik "Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indi". Narasumber memaparkan materi terkait proses penerbitan buku sehingga para peserta KBMN PGRI bisa mendapatkan gambaran tentang proses penerbitan buku. Kita juga bisa meminimalisir pengalaman kurang menyenangkan, dan mengatasi hambatan yang muncul pada saat menerbitkan buku apalagi jika kita baru pertama kali menerbitkan buku secara mandiri.


Narasumber menyampaikan bahwa saat ini proses Menerbitkan buku bisa dikatakan cukup mudah karena adanya penerbit indie. Penerbit ini menerima naskah tanpa seleksi.

Berbeda dengan penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.

Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima. Bukan tanpa alasan penerbit mayor menerapkan sistem seperti itu. Tujuannya

agar penerbit mayor mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku dipasaran.


Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.


Namun saat ini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut. Ada beberapa kelebihan penerbit indie yaitu:


✅Naskah pasti diterbitkan 

✅Proses penerbitan mudah dan cepat 

✅Menerbitkan di penerbit mayor bisa lebih dari setahun prosesnya

Kalau di penerbit indie dalam hitungan bulan saja.


Narasumber memaparkan bahwa setiap penerbit baik indie maupun mayor punya kelebihan dan kekurangan. Jadi kita bisa menggunakan jasa penerbit indie maupun mayor pada waktu yang tepat.


Misalnya untuk penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku, bisa dicoba mengawali di penerbit indie. Karena jika bukunya cepat terbit akan menjaga semangat menulis. Jadi bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. 


Namun akan ada waktunya kita perlu merasa upgrade jika sudah sering menerbitkan di penerbit indie dan tentu kita perlu tantangan lagi dalam menulis. Barulah penerbit mayor tepat untuk penulis yang ingin upgrade.


Jadi  penerbit Indie dan mayor saling mendukung untuk para penulis.


Selanjutnya narasumber menyampaikan ciri-ciri penerbit indie. Karena penerbitan tanpa seleksi maka biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

 Ada beberapa tips yang bisa dijadikan acuan dalam memilih penerbit indie:

✅ Biaya penerbitan

Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis

✅Batas maksimal jumlah halaman

✅Ketentuan dan biaya cetak ulang

✅Apakah dapat Master PDF

✅Jumlah buku yang didapat penulis.


Dengan memahami mekanisme penerbitan yang ada di penerbit indie akan memudahkan kita untuk menentukan pilihan dalam menerbitkan karya. 


Menerbitkan buku tidak seperti fotocopy yang bisa jadi dalam hitungan jam bahkan menit. Karena ada beberapa proses yang harus dilewati, termasuk pilihan mau memakai QRCBN atau ISBN. Sehingga kita tidak bisa mematok deadline kepada penerbit kapan buku kita selesai cetak. Jika memakai ISBN tentu lebih lama karena proses pengajuan ISBN pun memerlukan waktu. 


Pilihan ada di tangan kita, mau menerbitkan buku di penerbit indie yang mana. Tentu juga harus menyesuaikan dengan budget yang ada.

Posting Komentar

0 Komentar