Berani Menulis Buku Nonfiksi

 

Resume pertemuan ke-14


Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.



Ruanginspirasibunda.com--Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah karena masih diberikan nikmat sehat, waktu yang lapang dan kesempatan luas untuk terus menimba ilmu. Tek terasa kegiatan belajar bersama KBMN PGRI batch 28 sudah sampai pada pertemuan ke 14.

Malam ini  tema yang diangkat tentang konsep buku nonfiksi. Pembahasan seluk beluk penulisan buku nonfiksi disampaikan oleh Ibu Musiin, M.Pd. selaku narasumber, didampingi Ibu Yandri Novita Sari, S.Pd sebagai moderator.

Ibu Yandri  membuka kelas dengan berdoa bersama dan memperkenalkan pemateri.
Ibu Musiin  atau biasa dipanggil Bu Iin, memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling  dan memasak. Beliau lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998.

Pertama kali masuk sekolah pada tahun 1977 – 1983 di SDN Kras I Kediri. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN Kras dari tahun 1983-1986. Beliau melanjutkan sekolah  ke SMAN 4 Kediri lulus tahun 1989. Dari tahun 1989-1994, beliau melanjutkan ke IKIP negeri Malang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009.

Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. Pengalaman mengajar diawali dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang.

Bu Iin merupakan alumni kelas menulis Om Jay batch 8. Beliau juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Bu Iin bersama kawan-kawannya telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya beliau berjudul "Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi".

Narasumber mengawali kelas dengan mengadakan polling. Semua peserta diminta untuk mengisi, sudah pernah menerbitkan buku nonfiksi atau belum. Dari polling itu terlihat 14 orang sudah dan 39 orang belum.



Bu Iin menjelaskan proses penulisan buku nonfiksi ada tiga pola yaitu:

1.Pola Hierarkis (buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contohnya buku pelajaran

2. Pola Prosedural (buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contohnya buku panduan

3.Pola Klaster, buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara

Sementara itu untuk membuat buku nonfiksi proses penulisannya terdiri dari lima  langkah, meliputi pratulis,
menulis draf, merevisi draf, menyunting naskah, dan menerbitkan.

Untuk proses pratulis ada beberapa langkah yang harus dilalui. Hal itu meliputi:

1.   Menentukan tema
2.   Menemukan ide
3.   Merencanakan jenis tulisan
4.   Mengumpulkan bahan tulisan
5.   Bertukar pikiran
6.   Menyusun daftar
7.   Meriset
8.   Membuat Mind Mapping
9.   Menyusun kerangka

Tema dalam sebuah buku bisa ditentukan satu saja, misalnya parenting, pendidikan, motivasi dll.

Tulisan nonfiksi ada beberapa jenis



Untuk melanjutkan tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai sumber contohnya pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, membaca buku, survey, maupun wawancara.

Tahap selanjutnya adalah membuat kerangka, setelah kerangka jadi baru lanjut ke tahap proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Sementara itu anatomi buku nonfiksi meliputi:

1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (Opsional)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (Opsionap, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (Opsional)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (Opsional)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Bu Iin menjelaskan, informasi yang update bisa diperoleh dengan banyak membaca, melihat konten-konten atau bisa juga dengan melakukan pengamatan.

Jika penulis sering melakukan hal ini, maka naluri penulis akan terasah. Seorang wartawan dengan jam terbang yang tinggi, kualitas tulisannya pasti bagus. Ingat dengan mantra Om Jay ' Menulislah setiap hari". Untuk bisa menulis setiap hari, pasti harus ada bahan yang ditulis. Ini akan mendorong kita untuk kreatif mencari ide.

Beliau juga menyampaikan, tidak setiap orang mempunyai keahlian dalam menulis fiksi dan begitu sebaliknya, tidak semua orang bisa menulis buku nonfiksi. Bagi beliau yang tidak memiliki jiwa seni, sulit sekali menuangkan kata-kata yang indah menjadi sebuah cerpen atau novel. Demikian juga dengan kesulitan yang dialami relatif tidak sama.

Tidak ada patokan untuk jumlah daftar pustaka untuk sebuah buku nonfiksi, tergantung data yang kita butuhkan. Semakin lengkap data pendukung kita dan dari sumber terpercaya, semakin bagus kualitas tulisan kita.

Beliau menambahkan, aturan dalam pengutipan sangat sederhana sekali, apabila seseorang mengutip dari suatu sumber maka harus menyertakan sumber aslinya. Kutipan langsung tidak dapat dilakukan untuk satu halaman penuh. Sebaiknya kutipan langsung berisi beberapa paragraf saja.

Sementara itu untuk mengecek plagiasi, kita bisa menggunakan aplikasi salah satunya plagiarisme checker. Aplikasi ini digunakan
untuk mengecek level plagiat. Kota bisa memasukkan file  maka akan muncul level plagiat dari tulisan kita.

Alhamdulillah materi yang sangat luar biasa. Semoga setelah memahami apa yang dipelajari malam ini, kita semakin lebih bersemangat untuk menghasilkan karya berupa tulisan.

Semangat berkarya, membuat jejak peninggalan untuk peradaban.







Posting Komentar

4 Komentar