Pemuda Dambaan Umat


Oleh: Sri Purwanti
Pegiat Literasi Yang Bumbu

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009  pasal 1Tentang KepemudaanPemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Sedangkan dilihat dari kaca mata syari’ah, remaja adalah orang yang menginjak aqil baligh yang memasuki kategori mukallaf, yaitu orang yang sudah mendapat beban kewajiban melakukan syariat.


Pemuda memiliki kontribusi yang besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia.  Namun sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan syariat Allah, maka masa depan peradaban itu kemungkinan besar akan suram.

Potret Buram Pemuda Saat  Ini

Masih segar dalam ingatan kita kejadian beberapa bulan silam, ada pemuda usia15 tahun dengan sadis telah membunuh temannya sendiri yang berusia lima tahun.
Belum lagi kasus narkoba, pergaulan bebas, tawuran pelajar dan lain sebagainya.
Hal ini tentu mengusik kesadaran kita, mengapa semua itu bisa terjadi?

Era digital memberi peluang  bagi para pemuda untuk diserang dengan aneka ragam tayangan minus manfaat. 


Faktor Penyebab Kerusakan Pemuda
Jika kita cermati fakta diatas, maka kita akan mampu menarik benang merah, mengapa pemuda saat ini seperti kehilangan arah?


Pertama pengaruh media, dalam sistem kapitalis-sekuler, media lebih mementingkan rating demi mendulang pundi-pundi rupiah dibandingkan dengan menyediakan tayangan berkualitas. Media sekaligus menjadi alat propaganda untuk menyebarkan paham-paham dari Barat. Para pemuda yang terbiasa menggunakan media tanpa kontrol yang ketat, lambat laun akan terbawa.


Kedua kurangnya pengawasan orang tua. Saat ini orang tua cenderung permisif. Idealnya orang tua melakukan tindakan preventif supaya anak-anak tidak terbawa arus, namun faktanya, mereka lebih sibuk di luar atau bahkan dengan gadgetnya dibandingkan dengan mengontrol anak-anak. Sehingga tanpa mereka sadari anak terkena pengaruh budaya dari luar yang serba pemisif, sehingga tidak heran jika saat ini para pemuda Batak yang terjemurus pergaulan bebas.


Ketiga peran lingkungan, lingkungan yang tidak kondusif untuk tumbuh kembang anak, akan membawa pengaruh kepada anak-anak muda. Lingkungan yang permisif, bebas, akan semakin memperparah kerusakan generasi muda.


Sosok Pemuda Idaman

Dalam Al-Qur'an banyak sekali kisah teladan tentang pemuda idaman, salah satunya adalah kisah 
para pemuda gua (ashabul kahfi) yang terkenal kokoh iman dan teguh pendirian dalam memegang prinsip kebenaran.

Kedua teladan pemuda idaman juga telah di tunjukkan oleh Nabi Ibrahim ketika masa remajanya. Seperti tertera di dalam kalam-Nya, artinya, "Mereka menjawab, 'Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim" (QS al-Anbiya [21]: 60).


Mengingat betapa besar sumber daya potensi  yang dimiliki pemuda, maka sudah selayaknya kita membimbing mereka agar menjadi pemuda idaman yang mulia menurut pandangan Allah Swt. Membekali mereka dengan akidah Islam serta mendidik mereka untuk taat terhadap syariat Nya.

Islam sebagai aturan hidup yang sempurna akan mengembalikan generasi pada identitas yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan mengembalikan fungsi keluarga sebagai pembentuk kepribadian para pemuda. Mengupayakan adanya kontrol sosial yang kuat dalam masyarakat, sehingga mereka memiliki sistem kontrol sosial.

Sistmw pendidikan pun harus di kontrol supaya bisa menjaga kualitas generasi muda menjadi generasi yang tangguh, calon pewaris peradaban yang cemerlang.

Wallahu A'lam





















Posting Komentar

0 Komentar