Bijak mengelola Cemburu Pada Anak




Oleh : Sri purwanti, Amd. KL
Pegiat literasi, 

 

Dalam ikatan persaudaraan pasti selalu diwarnai dengan rasa sayang, cinta, rindu bahkan cemburu. Perasaan ini normal karena merupakan perwujudan dari gharizah na’u (naluri berkasih sayang). Rasa cemburu (Sibling Rivalry) pada anak seringkali muncul karena kehadiran anggota keluarga baru. Sibling rivalryberasal dari kata sibling yang berarti saudara kandung, dan rivalry berarti kompetisi atau persaingan. Dilihat dari asal katanya maka sibling rivalry bisa di artikan kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan kasih sayang, perhatian dan afeksi dari orang tuanya.

Menurut Amy McCready, salah seorang ahli parenting, sibling rivalry muncul karena kebutuhan kasih sayang dan perhatian anak belum terpenuhi. Di perkirakan empat juta anak di dunia yang berusia 0-5 tahun mengalami fase sibling rivalry. Kecemburuan seorang anak lazimnya terjadi pada anak pertama yang kemudian memiliki adik, kehadiran adik bayi dalam sebuah keluarga bisa mengalihkan perhatian dan porsi kasih sayang orang tua, sehingga sang kakak merasa di nomor dua kan. Di satu sisi lingkungan yang menempatkan anak pertama (kakak) sebagai pribadi tangguh, yang harus mengalah, dan melindungi adiknya. Sementara adik adalah pribadi yang harus di lindungi, di tambah lagi akan semakin memperuncing masalah yang ada.

Gejala sibling rivalry ini biasanya ditunjukan dengan gejala sikap seperti memberontak, membangkang, bertindak agresif, suka marah-marah, sensitif, hasrat untuk menarik perhatian orang lain (caper), menunjukan permusuhan secara terang-terangan dengan mengganggu atau menyakiti adiknya, maupun mengalami kemunduran perkembangan ke tahap sebelumnya seperti mengompol, menghisap jari, dan lain sebagianya.

Lalu bagaimana caranya mengikis rasa cemburu yang terlanjur muncul pada sang kakak? yang pertama mengenalkan sejak awal bahwa kakak akan memiliki adik baru, mengajaknya menyentuh perut bunda ketika adik bergerak, memahamkan bahwa bunda akan sedikit sibuk ketika adik baru lahir.

Kedua orang tua harus memahami bahwa setiap anak dilahirkan dengan keistimewaan masing- masing, meskipun lahir dari rahim yang sama setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Sudah seharusnya setiap anak di perlakukan sesuai porsinya, bukan justru membandingkan satu sama lain, baik dari sisi akedemis maupun non akademis.

Ketiga jangan selalu meminta kakak untuk mengalah, dalam sebuah pengasuhan sering kali kita jumpai orang tua yang selalu menuntut kakak atau anak yang lebih tua untuk mengalah kepada adiknya dalam segala hal, karena ini akan semakin memperuncing kecemburuan antara kakak dan adik.

Keempat memberikan perhatian dan waktu yang berkualitas kepada masing-masing anak sesuai porsinya, karena meskipun terlahir lebih dulu, anak pertama tetap memerlukan dukungan dan kasih sayang dari orang tuanya sebagaimana sang adik. Orang tua tetap perlu menyediakan waktu khusus untuk bersama kakak agar ia tidak merasa sendiri dan di nomor duakan, menanyakan aktivitasnya maupun mendengar keluhannya.

Kelima mengajarkan anak bahwa dalam kehidupan kita wajib menghormati dan menghargai hak orang lain, menerima kelebihan dan kekurangan, sehingga anak merasakan keberadaannya di hargai di tengah-tengah keluarga.

Keenam berlaku adil terhadap semua anak, sikap orang tua yang pilih kasih bisa menimbulkan permusuhan antara saudara, memutus hubungan keluarga dan menghilangkan rasa hormat kepada orang tua, bahkan Rasulullah Saw sampai berwasiat dan mengulangnya tiga kali, beliau bersabda “Adillah kepada anakmu, adillah kepada anakmu, adillah kepada anakmu!” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban).

Wallahu’alam bish ashawabi.

 

Dimuat di Lensamedia news, 21 Desember 2019

Posting Komentar

0 Komentar