Ketika Pink Virus Menyapa



Oleh: Sri Purwanti, Amd.KL

Bahasan cinta adalah topik yang tidak akan lekang dimakan waktu sejak zaman Nabi Adam sampai kiamat nanti.  Jatuh cinta adalah hal yang umum dialami oleh manusia, khususnya para remaja. Rasa cinta bisa membawa kita kepada rida-Nya, tetapi juga bisa menjadi jalan maksiat yang membawa kepada murka-Nya.

 Rasa cinta adalah fitrah setiap insan, merupakan perwujudan dari gharizatun na’u (naluri melestarikan jenis). Rasa cinta adalah perasaan alami yang tidak bisa ditolak, kan tetapi bisa kita kendalikan supaya tetap berada dalam koridor syara.

Islam adalah agama yang memiliki seperangkat aturan yang jelas termasuk aturan interaksi dengan lawan jenis. Dalam Islam ada dua solusi untuk remaja yang sedang jatuh cinta. Jika sudah siap maka temui wali untuk melamar dan menikahi, tetapi jika belum siap hendaknya bersabar (puasa).

Nah bagaimana cara mengelola rasa cinta ketika pink virus menyapa? Yang pertama adalah memahami bahwa rasa cinta adalah karunia dari Allah, maka rasa ini tidak boleh dikotori dengan perilaku yang kurang bijak, sehingga tidak mengundang murka Allah.

Kedua,  temukan dan kenali niat ketika  jatuh cinta. Apakah niat itu karena Allah atau hanya mengikuti hawa nafsu, seperti firman Allah dalam surat al-Qasas[28]: 50 yang artinya “ Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsu mereka belaka dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun”. Jika cinta keran Allah maka rasa itu akan menjaga dan melindungi yang di cintai dari perilaku maksiat. Namun jika cinta itu karena nafsu belaka niscaya akan mebawa ke jurang kenistaan (pacaran, zina)

Ketiga tidak berlebihan sehingga selalu memikirkan yang di cintai, akibatnya produktifitas akan menurun. Belajar tidak tenang, istirahat tidak nyaman. Rasa cinta seperti ini sifatnya merusak karena remaja akan menjadi bucin.

Keempat,  menjaga kehormatan. Meskipun rasa cinta adalah fitrah, tetapi tidak boleh mengekspresikan dengan cara yang di murkai Allah, misalnya pacaran. Sebagai remaja muslim harus bisa menjaga kehormatan diri dan keluarga, jangan sampai salah langkah yang bisa mencoreng nama baik keluarga.

Kelima, menundukkan pandangan, jadi jangan mentang-mentang jatuh cinta lalu selalu memandangi wajahnya. Allah anugerahkan rasa cinta lengkap dengan rambu-rambunya.  Tidak melakukan ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) apalagi khalwat (berduaan).

Keenam menghindari perilaku yang mengantarkan pada dosa zina, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Isra [17]:32 yang artinya: ‘’ Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk’’.

Ketujuh, sibukkan diri dengan berbagai macam aktivitas positif, sehingga remaja tidak akan fokus kepada rasa cinta yang sedang singgah di hatinya. Jangan biarkan rasa cinta memegang kendali yang akhirnya justru akan menyeret pada jurang kemaksiatan.

Berbagai rambu-rambu di atas tidak akan bisa dilaksanakan dengan baik manakala sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalis sekuler yang mengagungkan kebebasan. Sistem ini yang memberikan kebebasan sebebas-bebasnya. Maka kita perlu sistem alternatif yang bisa menjaga generasi muda menjadi bucin ketika pink virus melanda. Sistem yang akan memberikan efek jera bagi setiap pelaku pelanggaran. Maka sudah selayaknya kita berusaha untuk menrapkan sistem tersebut dalam kehidupan, sehingga para remaja yang sedang di landa pink virus akan tetap terjaga, tidak kelaur dari batasan syara.
Wallahu a’lam

Posting Komentar

0 Komentar