Mengenalkan Literasi pada Balita



Oleh: Sri Purwanti, A.Md.KL*

 Makna kata literasi merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami aktivitas baca tulis. Hal ini sangat penting mengingat dalam sebuah relasi memerlukan komunikasi baik lisan maupun tulisan yang efektif, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara. Jika kemampuan ini tidak terasah dengan baik, bisa menjadi kendala bahkan bisa menimbulkan kekeliruan dalam berkomunikasi.



Masa balita seperti yang dikatakan oleh para pakar tumbuh kembang, adalah masa golden age. Pada masa itu semua informasi sangat mudah diserap, dan akan melekat kuat dalam benak mereka. Lalu seberapa penting mengenalkan literasi pada balita? bukankah mereka belum memerlukan bahasa komunikasi yang kompleks. Satu hal yang seharusnya kita pahami bersama, bahwa suatu habbit (kebiasaan) akan menancap kuat jika dilakukan sejak dini. Seperti halnya dengan dunia literasi, anak perlu dikenalkan sejak dini agar mereka belajar mencintai buku, sehingga mereka memiliki kosakata yang luas, serta mampu berfikir secara kritis, kronologis dan sistematis dalam menyikapi suatu persoalan. Sehingga anak yang dikenalkan dengan dunia literasi sejak dini akan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dibandingkan dengan anak yang belum berkenalan dengan dunia literasi. Hal ini juga bisa meminimalisir tantrum pada anak.



Mengenalkan literasi pada balita tentu berbeda dengan mengenalkan literasi pada orang dewasa. Tahap pengenalan ini bisa dimulai dengan membacakan buku sebelum tidur, menempatkan buku di lokasi strategis yang mudah terjangkau oleh anak, memilihkan buku yang menarik (banyak gambar dan warna cerah) dan aman (board book dan ujung tidak tajam), maupun menyediakan buku bergambar untuk diwarnai. Dan ini bisa dimulai sejak anak masih bayi (belum bisa berbicara) sebagai interaksi awal.



Kebiasaan membacakan buku sebelum tidur juga bisa menambah kedekatan orang tua dengan anak (bonding) terlebih jika orang tua, khususnya ibu termasuk wanita karir. Sehingga waktu bersama anak benar-benar berkualitas. Kebiasaan membacakan buku pada anak ini banyak sekali manfaatnya, seperti di lansir Halodoc (8/7/2018) membacakan buku sebelum tidur bisa meningkatkan kemampuan bicara dan bahasa, menenangkan anak, membiasakan pola tidur yang sehat, menumbuhkan minat baca, merangsang imajinasi dan kreativitas, mengasah kemampuan mendengar, serta mengenalkan nilai norma positif.



Pemilihan buku untuk anak juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan usia. Untuk anak di bawah usia satu tahun, buku dengan bahan empuk, lembut, ringan, anti sobek, serta ujung tidak tajam, semisal buku bantal bisa dijadikan pilihan. Untuk anak di atas satu tahun yang sudah bisa membolak balik halaman buku, maka kita bisa memilihkan buku dengan tulisan singkat tetapi banyak gambar dengan warna mencolok. Pada masa ini sudah bisa dikenalkan angka, warna, bentuk serta huruf.



Lalu Bagaimana islam memandang masalah literasi untuk anak? Sebagaimana kita ketahui bersama, islam adalah agama paripurna yang memiliki aturan lengkap, tidak terkecuali masalah literasi. Bahkan ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah pun berisi perintah untuk membaca, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Alaq ayat pertama yang artinya, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu”. Hal ini menunjukan betapa besar perhatian Islam terhadap dunia literasi (baca tulis).



Maka sangat mengherankan jika umat Islam saat ini sangat jauh dari budaya membaca, bahkan ini bisa menjadi indikasi kemunduran sebuah generasi. Karena berabad silam dunia Islam sudah membuktikan bahwa dengan budaya literasi (baca: budaya baca) umat islam bisa menjadi umat yang gemilang bahkan menjadi mercusuar dunia, kiblat bagi bangsa lain karena kemajuannya di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak Ilmuwan muslim lahir, seperti Ibnu Sina, yang terkenal dengan dua karyanya yang paling berpengaruh yaitu ensiklopedia filsafat Kitab al-Shifa’ (The Book of Healing) dan  The Canon of Medicine. Keduanya kini dipakai sebagai standar ilmu medis di seluruh dunia, Bahkan beliau di nobatkan sebagai bapak kedokteran modern. Al Khawarizmi, yang terkenal sebagai penemu aljabar, Ibn Al Haytham yang terkenal sebagai Bapak Optik modern, dan masih banyak lagi ilmuwan Muslim yang masyur karena keilmuannya.



Bahkan Allah memberi pujian bagi penuntut dan pecinta ilmu, seperti yang di riwayatakan oleh Imam Muslim “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”. Bukankah ini adalah berita gembira bagi kita? Sudah saatnya kita mulai mengenalkan buah hati kita pada dunia litersai supaya mereka bisa menjadi generasi yang unggul, generasi emas, pewaris peradaban. Wallahu a’lam Bish shawab.

*Di muat di LensaMedianews dengan judul Mengenalkan Literasi pada Balita, 19/10/2019

Posting Komentar

0 Komentar